warna-warni surabaya

warna-warni surabaya
semua ceritaku di surabaya

Jumat, 27 Mei 2011

si Untung

Rahasia si untung



Kita semua pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.
Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesan nya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.
Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?
Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi “berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini”. Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: “berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!” Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.
Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:
1. Sikap terhadap peluang.
Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan?
Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.
Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: “Mr. Buffet!” Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.
2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.
Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “gut feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.
Banyak teman saya yang bertanya, “mendengarkan intuisi” itu bagaimana? Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan.
Karena ini subyektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara.
Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:
- Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. “Gue kok tiba2 deg-deg an ya, mau dapet rejeki kali”, semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.
- Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.
3. Selalu berharap kebaikan akan datang.
Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.
4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.
Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus.
Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.
Sekolah Keberuntungan.
Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School.
Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat “Luck Diary”, buku harian keberuntungan. Setiap hari, peserta harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.
Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan.
Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, mereka semakin sadar betapa beruntungnya mereka. Dan sesuai prinsip “law of attraction”, semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.
Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk termans semua.
Siap mulai menjadi si Untung?

free Hotspot

Free HotSpot

Kota Surabaya kian melaju dengan gebrakan baru sebagai Surabaya Multimedia City (SMMC).Kota dagang dan jasa yang mengembangkan teknologi informasi sebagai sarana mempercepat dan mempermudah akses serta komunikasi
dengan berbagai pihak. Gagasan yang didukung Telkom Jawa Timur ini kian mempercepat gerakan Jatim e-province.

Ada tiga sasaran pengembangan SMMC. Pertama, Surabaya Broadband of Government and Education. Program ini merupakan edukasi
seputar internet kepada komunitas pelajar dan pamong praja di kecamatan. Kedua, Broadband Citizen yakni program pembangunan akses internet di berbagai area publik, seperti taman kota, pedestrian, hingga terminal.
Di Surabaya, saat ini sudah ada 300 titik hotspot.

Ketiga, Surabaya Broadband Community. Program ini diarahkan untuk menyediakan
informasi dan pembelajaran telematika berbasis internet di lokasi-lokasi hotspot, seperti di taman-taman kota. Untuk mempercepat berlangsungnya SMMC, digelar berbagai kegiatan. Antara lain in House Training IT yang diikuti oleh 1000 karyawan kecamatan di kota Surabaya. Dan kegiatan itu akan diperluas hingga desa dan Kota Surabaya untuk memberikan laporan harian melalui email. Instruksi itu diberikan untuk mengejar ketertinggalan penggunaan teknologi informasi di lingkungan birokrasi pemkot Surabaya.


Cafe/Resto
Hotel
Public Area
• Gloria Jean’s Coffees
  Galaxy Mall Lt. Dasar
• Cafe Ndok Ceplok
  Jl.Tumapel No. 41
• Country Heritage Resort
  Nginden Intan Utara No. 7
• Cita Selera /The Duck King
  Galaxy Mall Lt. 2
• Mc Donald Mulyosari
• Cafe Makan Time
  Jl. Mojopahit
• Resto Delisia Nginden
  Intan Raya No. 1A
• Mc Donald Raya Darmo
• De Excelso Mal Galaxy
  Dharmahusada
• RM Legok Asri,    Sepanjang
• Pondok Tempo Dulu
  Jl. Sulawesi 54
• Kafe Excelso, Galaxy Mall
Extension
• Mc Donald Plasa Marina
• Golf Graha Family
• Dome Café
  Pakuwon Supermall
• RM Ria Kombes M. Duryat
• Pondok Tempo Dulu
  Puri Widya Kencana  Citraland
• Exelso Surabaya
  Plaza Jl. Pemuda
• Café X Tunjungan Plasa
  Tunjungan Plaza Lt3
• RM Thai Express
  Tunjungan Plaza 3 LG
• McDonald
  Basuki Rahmad
• Dome Café
  Tunjungan Plaza Lt3
• Cita Selera /
 The Duck King
 Tunjungan Plaza 4 LG
• Resto Dapur Desa
  Jl. Basuki Rachmat
• Telkom Café
  Tunjungan Plaza 2
• Tomodachi Café
  Jl. Embong Ploso
• Hugo’s Café
  Sheraton Hotel
• Water Front Café
  Jl. Kedungsari
• Coffee Toffee Wisma   Mandiri
• Golden Meteor Café & Bar
• Sinar Hotel
  Jl. Raya Pabean No. 136
• New Grand Park Hotel
• Hotel Weta
  Jl Gentengkali
• Grand Interwisata/Graha
Resident
• Tandes Kondominium Graha
family
• Hotel Royal Regal
Jakgung Suprapto
• Loby Hotel Bisanta
Jl. Tegalsari
• Taman Bungkul
  Jl. Raya Darmo
• Tugu Pahlawan
  Jl. Pahlawan
• Taman Surya
• Taman Prestasi
  (Blk. Grahadi),
  Jl. Ketabang Kali
• Monumen Kapal Selam
  (Monkasel), Jl. Pemuda
Mall/Plaza
Public Service
• Royal Plaza
(Food Court)
• Mall Giant - A. Yani
• Mall Sinar Bintoro
Jl. Jemursari
• Maspion Square
• Tunjungan Electronic Centre
• Citi Walk
Pakuwon Supermall
• Foodcourt Tunjungan
Plaza lantai 5
• Kantor DPRD
  Jl. Rajawali 1
• Toko Buku Toga Mas,
  Jl. Diponegoro
• RS Siloam Hospital
  Jl. Karimunjawa
• Auto 2000
  Jl. Jemursari, Kenjeran,
  Pecindilan, A. Yani,
  Jl. Raya Waru, Kertajaya,
  Basuki Rachmat,  Soengkono
  Jl HR Mohamad
• MagnetZone Bookstore &
  Café
  Jl. BKR Pelajar
• Plasa TELKOM, Mergoyoso
• Lab Pramita 2
 Jl. HR Muhammad
• Club House Ciputra Golf
• Dharma Lautan Utama
 (R Tunggu Dermaga Ujung)
• RS Pelabuhan (Lobby & Café)
  Jl Prapat Kurung 1
• Stasiun KA Ps Turi (R Tunggu
  Eksekutif & VIP)
• RSAL Ramelan
  Jl. A Yani
• RSU Haji
• SAMSAT Manyar
  Jl. Kertajaya
• Astra International Isuzu,
  Raya Waru
• Stasiun Gubeng
 (R. Tunggu Eksekutif)
• Radio SS
  Jl. Wonokitri Besar No. 40C
• Toko Buku Gramedia,
  Kertajaya
• Lab. Pramita 1
  Jl. Adityawarman No.   73-75
• Badan Perpustakaan Jatim
  Jl. Menur
• Supermarket Carefour, Jl.
  Ngagel No. 137-138
• United Motors Centre, Jl. A
  Yani No. 40-44
• Pura Jala Sidi Anumarta
 Jl. Juanda
• Masjid Al - Akbar
 Jl. Pagesangan
• Astra International Daihatsu,
  Jl. Raya Waru
• Hotel Utami, Jl. Juanda
Office/Perkantoran
School/Campus
• Lanfar
 Jl. Samodra
• BRI Tower (Lobby)
  Jl. Basuki Rachmat
• War Stadium Kantor
  Telkom DIVRE V, Ketintang
• Graha Pena Jawa Pos,
  Jl. A Yani
• Sumber Jaya Sakti
  Jl. Jemursari No. 311
• Zindo Mas Surabaya,
  Raya Waru No. 55
• Jimbaran
  Tunjungan Plasa
• WTC - Jl. Pemuda
• Universitas Dr. Soetomo
  Jl. Semolowaru
• IPH Schools, Raya Kedung
  Baruk No. 114
• UPN Veteran - Perpustakaan,
  Kantin Raya Rungkut
• Mess Uplatda TELKOM,
  Jl. Ketintang No. 156
• Stikosa AWS,
  Nginden Intan Timur I No.   18
• Univ. PGRI Adi Buana (UNIPA),
  Jl. Ngagel Dadi
• ITPS, Jl. Ratna
• Mayura Sentra Musik,
  Manyar Kertoarjo No. 69
• Univ. PGRI Adi Buana(UNIPA)
  Jl. Dukuh Menanggal
• Univ Narotama,
  Edutainment Food Court, AR Hakim 51
• Kanwil DikNas P & K,
  Jl. Genteng Kali
• Unesa Fak. Pedidikan &
Perpustakaan
  Lidah Kulon
• IAIN-Perpustakaan
  A. Yani No. 117

Taman kota surabaya

Taman kota

Bergerak dinamis menuju tatanan kota modern. Gemerlap tiap sudut memancar pesona. Menggelitik hasrat untuk datang dan menikmati suasana ruang demi ruang di Kota Surabaya.
Surabaya yang menobatkan diri sebagai Kota Perdagangan dan Jasa, tetap arif untuk tidak meninggalkan hal mempercantik penampilannya. Setiap sudut yang ada di wilayah ini disentuh dengan keindahan untuk menebar aroma memikat bagi siapa saja yang datang.
Diantaranya dengan menghadirkan taman-taman kota yang tampil semakin cantik. Mampu menjadi tujuan alternatif bagi warga kota untuk sekedar jalan-jalan, atau bahkan berinteraksi dengan sesama warga kota yang lain.
Taman-taman kota Surabaya kian dipercantik. Kondisi ruang terbuka hijau makin bisa dirasakan manfaatnya oleh warga kota. Taman-taman itu menyuguhkan keindahan sekaligus kenyaman buat rekreasi keluarga warga kota. Nyaris tak ada taman kota yang dibiarkan terbengkalai. Bahkan, sebagian besar taman itu dilengkapi bermacam fasilitas untuk kenyamanan wisata keluarga, seperti jogging track, taman bermain anak, air mancur, dan lampu-lampu hias.
Bahkan taman kota ini tidak saja nyaman bagi yang normal secara fisik, tapi juga bagi mereka para penyandang cacat. Tidak saja orang dewasa tapi juga anak-anak. Termasuk tidak hanya di siang hari, tapi juga malam hari tetap bisa dirasakan kenyamanan dan keelokannya. Cengkerama dan rekreasi keluarga warga kota makin memiliki banyak alternatif. Bahkan, sederet taman itu bakal dilengkapi fasilitas Hot Spot Wi-Fi untuk rekreasi dunia maya.

Taman Prestasi

Berada di Taman Prestasi bagai menemukan sebuah oase di tengah kota. Taman seluas 6.000 m2 ini dihiasi sekitar 21 jenis tanaman sehingga terasa nyaman untuk melepas penat. Anak-anak pun dapat bermain sambil belajar mengenal lingkungannya. Area ini dilengkapi panggung terbuka, panggung teater, dan sarana permainan anak. Di sini, kita juga dapat menyaksikan replika penghargaan yang pernah diraih Kota Surabaya, seperti Wahana Tata Nugraha, Adipura Kencana, dan lain-lain. Obyek wisata ini juga menawarkan petualangan lain, seperti menyusuri Kalimas dengan perahu naga atau perahu dayung. Bahkan, bagi keluarga yang ingin menikmati suasana asri taman dengan menunggang kuda, telah tersedia kuda-kuda anak-anak. kekar yang siap mengantar.


Taman Kalimantan
Fungsi taman kota Surabaya sebagai tempat olahraga, rekreasi warga kota, hang out, dan menghirup udara segar jauh dari polusi, makin banyak alternatif. Surabaya bahkan telah memiliki taman  lanjut usia atau taman lansia. Area yang dimanfaatkan sebagai taman alternatif untuk para lanjut usia itu berlokasi di Jalan Kalimantan. Area seluas sekira 2.000 m2 eks SPBU Kalimantan itu, di set up menjadi taman yang cantik sekaligus segar.
Beragam tanaman dan bunga cantik menghiasi. Di sela warna-warni tanaman indah itu tersedia track yang khusus dibuat untuk kenyamanan kursi roda para lansia. Ada pula tempat duduk untuk pengantar saat menemani para lansia menikmati suasana kota di pagi atau sore hari. Kesejukan suasana di taman ini kian segar oleh keberadaan air mancur di tengah taman. Kesegaran itu tentu bisa memecah kepekatan polusi udara dari kendaran bermotor yang cukup padat melewati bilangan ini.
Taman Apsari

Taman Apsari memiliki keunikan dibanding kawasan Surabaya lainnya. Taman yang berada di depan Gedung Grahadi itu terasa sejuk dan relatif tenang, meski tempatnya di tengah kota. Area ini di dalamnya terdapat Patung Suryo dan Joko Dolog. Di area seluas 5.300 m2 itu dilengkapi lebih kurang 20 jenis bunga dan tanaman. Di sela bunga dan tanaman itu disediakan jogging track yang nyaman untuk jalan-jalan. Sebagian anak muda bahkan menggunakannya untuk bermain skateboard. Sebagian warga Surabaya yang lain memanfaatkannya sebagai tempat kongkow kongkow semalaman sampai pagi menjelang.


Taman Flora
Taman Flora seluas 2,4 hektar di eks Kebun Bibit Baratang Surabaya kian bertambah nilainya. Selain rindang oleh ratusan jenis pohon dan tanaman, taman ini juga disebut Techno Park karena dilengkapi fasilitas teknologi internet. Setelah diresmikan Agustus 2007, area ini dilengkapi sebuah ruang sekitar 5x10 m2 sebagai ruang pembelajaran IT dengan 6 line jaringan komputer yang tersambung internet. Ruangan ini juga dilengkapi software
berbagai games interaktif untuk sosialisasi tentang lingkungan dan masalah sampah. Techno Park ini sifatnya interaktif, yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak sekolah untuk praktek atau membentuk komunitas IT.
Taman Sulawesi

Area seluas 2.259 m2, eks SPBU Sulawesi, kini telah disulap menjadi taman yang indah. Taman Sulawesi ini pun menambah deretan taman rekreasi yang nyaman bagi keluarga di Surabaya. Warga kota kerap memanfaatkan tempat ini untuk wisata bersama keluarga dan anak-anaknya. Area ini tampak elok oleh warna-warni 50 jenis bunga dan tanaman yang menghiasi taman. Arena wisata ini juga dilengkapi jogging track, shelter, arena permainan anak, dan air mancur. Anak-anak muda sering memanfaatkan tempat ini untuk bermain skateboard dan olahraga sepatu roda. Area ini selalu tampak indah, baik pada siang maupun malam hari, karena dilengkapi lampu penerangan dan lampu hias warna-warni.

Taman Sulawesi dilengkapi jogging track, shelter, arena permainan anak dan air mancur.
Taman Yos Sudarso


Taman Yos Sudarso terdiri dari taman dan pedestrian yang kerap dijadikan jalan kaki warga kota maupun turis mancanegara. Di area taman ini terdapat monumen Panglima Sudirman yang tampak kian gagah diterangi sorot lampu di waktu malam. Para penghobi skateboard kerap menjadikan track di bawah monumen sebagai arena berlatih dan mengadu kemampuan. Bahkan di akhir pekan, sekitar tamanan dan pedestrian ini ramai dikunjungi warga Kota Surabaya untuk sekadar dudukduduk bersama sanak keluarganya.


Taman Dr. Soetomo


Jalur Dr. Soetomo-Darmo maupun Dr. Soetomo-Diponegoro mrupakan jalur kota yang ramai. Namun, melewati jalur ini berada teduh karena terdapat taman yang membelah dua jalur tersebut. Apalagi di jalur ini terdapat bundaran yang dijadikan taman untuk interaksi keluarga. Tak jarang warga kota menikmati keceriaan bersama keluarga di taman seluas 103 m2 ini. Taman ini dilengkapi sekitar enam tanaman warnawarni dan jogging track untuk jalan-jalan atau untuk anak-anak bersepeda.
Taman Mayangkara

Taman Mayangkara dibangun antara lain untuk mengenang keberanian Batalyon 503 Mayangkara di bawah pimpinan Mayor Djarot Soebyantoro saat menghadapi Belanda. Di area Taman Mayangkara, di depan Rumah Sakit Islam (RSI), terdapat monumen Mayor Djarot Soebyantoro menaiki kuda putih Mayangkara. Warga Surabaya biasa menyebut Monumen Mayangkara. Berada di lokasi ini terasa makin nyaman karena seluruh area taman telah berhias warna-warni bunga dan tanaman hias. Bahkan, di sekeliling monument dilengkapi arena untuk jalan-jalan dan sarana untuk memadu keceriaan bersama keluarga.


Taman Ronggolawe

Monumen Ronggolawe di Jalan Gunungsari didirikan sebagai kenangan bahwa Surabaya memiliki sosok pemberani dan berjiwa kepahlawanan tinggi. Area monumen itu pun dibuat menjadi Taman Ronggolawe. Setelah dilakukan pembenahan, taman itu kian sering dijadikan tempat bersuka ria warga kota Surabaya bersama keluarga, karena terdapat playground area untuk anak-anak. Kenyamanan di bawah rindangnya pepohonan juga kerap dimanfaaatkan anak-anak sekolah untuk belajar dan bermain di sekitar taman. Area sisanya juga sering digunakan anak-anak muda untuk area bermain sepak bola.

Taman Bungkul
Revitalisasi Taman Bungkul dengan konsep Sport, Education, dan Entertainment telah diresmikan sejak 21 Maret 2007. Area seluas 900 m2 yang dibangun dana sekitar Rp 1,2 milyar itu pun dilengkapi berbagai fasilitas, seperti skateboard & sepeda BMX track, jogging track, plaza (sebuah open stage yang bisa digunakan untuk live performance berbagai jenis entertainment), akses internet nirkabel (Wi-Fi atau Hotspot), telepon umum, arena green park seperti kolam air mancur, dan area pujasera. Bahkan, taman ini juga dilengkapi dengan jalur bagi penyandang cacat agar mereka pun bisa ikut berekreasi. Taman yang berada di jalan protokol yakni di Jl. Raya Darmo itu makin bisa dirasakan manfaatnya bagi warga kota metropolitan Surabaya.


wisata Kota surabaya

Wisata Kota
Bergerak dinamis menuju tatanan kota modern. Gemerlap tiap sudut memancar pesona. Menggelitik hasrat untuk datang dan menikmati suasana ruang demi ruang di Kota Surabaya.

Surabaya yang menobatkan diri sebagai Kota Perdagangan dan Jasa, tetap arif untuk tidak meninggalkan hal mempercantik penampilannya. Setiap sudut yang ada di wilayah ini disentuh dengan keindahan untuk menebar aroma memikat bagi siapa saja yang datang.

Obyek-obyek wisata dan potensi pendukung lainnya dipoles dan dikelola dengan baik. Lokasi wisata yang ada kini hadir kian nyentrik, di luar itu beragam hiburan baru hadir mewarnai dan melengkapinya. Tak heran, bila para tamu yang datang menjadi enggan untuk beranjak, sebab hati telah terpikat sensasi keindahan dan kesenangan di sini.
Mulai dari bermacam tempat wisata keluarga, seperti Pantai Ria KenjeranKebun Binatang Surabaya, dan yang lain. Pantai dan laut umumnya diasosiasikan dengan aktivitas renang, selancar, berjemur, perahu, ski air, penyelaman, memancing dan berbagai aktifitas air lainnya. Komponen ini merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk melakukan rekreasi atau relaksasi bahkan minat khusus.
Ditambah lagi dengan hadirnya taman-taman kota yang tampil lebih cantik, mampu menjadi tujuan alternatif bagi warga kota untuk sekedar jalan-jalan, atau bahkan berinteraksi dengan sesama warga kota yang lain.

Wisata Rekreasi
Wisata Alam

Wisata Bahari

Wisata Religi
  • Masjid Al Akbar
  • Masjid Agung Sunan Ampel
  • Masjid Muhammad Cheng Ho
  • Gereja Kristen Indonesia
  • Gereja Katholik Santa Perawan Maria
  • Pura Jagad Karana
  • Klenteng Boen Bio
  • Klenteng Sanggar Agung
  • Klenteng Hong Tiek Hian
  • Patung Joko Dolog
  • Makam Ki Ageng Bungkul
  • Makam Mbah Ratu
  • Makan Dr. Soetomo
  • Makam W.R. Supratman
  • Makam Pangeran Yudo Kardono
Wisata Belanja

tempat religi di surabaya

Wisata Religi
Sejumlah tempat peribadatan yang sering menjadi kunjungan warga masyarakat juga tersedia di Surabaya. Berikut tempat peribadatan yang menjadi kunjungan orang untuk berdoa:

a. Masjid Al Akbar
Berada di Jalan Pagesangan, wilayah Surabaya Selatan, Masjid Al Akbar merupakan masjid terbesar di Surabaya dengan gaya arsitektural unik dan modern. Masjid ini diresmikan oleh Presiden Abdurrachman wahid pada 10 November 2000.

Berdiri di atas lahan seluas tanah seluas 11,2 Ha, keunikan masjid ini terletak pada desain kubahnya yang menyerupai struktur daun, yakni memadukan warna hijau dan biru, memberi efek sejuk dan segar. Sementara, dari menaranya, kita dapat menikmati pemandangan Kota Surabaya yang sangat indah, terutama di malam hari.

b. Masjid Agung Sunan Ampel

Raden Achmad Rachmatulloh adalah seorang public figur yang alim dan bijak serta berwibawa dan semakin banyak mendapatkan simpati dari masyarakat diusianya yang masih belia 20 tahun. Dan pada saat kedatangan beliau ke tanah jawa, beliau diberi kepercayaan oleh Raja Majapahit tempat untuk berdakwah dan sebagai tempat tinggalnya yang baru yaitu Ampel Dento (Surabaya).

Sebagai media berdakwah Raden Achmad mengajak para pengikutnya untuk membangun sebuah masjid pada tahun 1421 M. Masjid ini di bangun dengan gaya arsitektur jawa kuno dan nuansa arab islami yang sangat lekat. Raden Rachmad yang lebih dikenal sebagai Sunan Ampel wafat di Ampel pada tahun 1481. Yang di makamkan disebelah kanan depan masjid Ampel. samapai dengan tahun 1905 Masjid Sunan Ampel yang merupakan masjid terbesar kedua di Surabaya.

Kemudian oleh warga Ampel Masjid dan makam Sunan Ampel dibangun sedemikian rupa agar orang- yang ingin melakukan sholat di masjid dan berziarah dapat merasa nyaman dan tenang. Hal ini tampak jelas dengan dibangunnya lima Gapuro (Pintu Gerbang) yang merupakan simbol dari Rukun Islam.

Dari arah selatan tepatnya di jalan Sasak terdapat Gapuro bernama Gapuro Munggah, dimana Anda akan menikmati suasana perkampungan yang mirip dengan pasar Seng di Masjidil Haram Makkah. Menggambarkan bahwa seorang muslim wajib naik haji jika mampu.

Setelah melewati lorong perkampungan yang menjadi kawasan pertokoan yang menyediakan segala kebutuhan mulai busana muslim, parfum, kurma dan berbagai assesoris orang yang sudah pernah melakukan ibadah haji lengkap tersedia di pasar Gubah (Ampel Suci). Kemudian Anda akan melihat sebuah Gapuro Poso (Puasa) yang terletak di selatan Masjid Sunan Ampel. Kawasan Gapuro Poso ini memberikan suasana pada bulan puasa Ramadhan. Menggambarkan bahwa seorang muslim wajib berpuasa.

Setelah melewati Gapuro Poso, Anda memasuki halaman Masjid. Dari halam ini akan tampak bangun Masjid Induk yang megah dengan menaranya yang menjulang tinggi yang dibangun oleh Sunan Ampel. Yang sampai sekarang masih tetap utuh baik menara maupun tiang penyangganya.

Setelah Anda melakukan sholat di Masjid Sunan Ampel, maka Anda dapat melanjutkan perjalanan kembali dan akan Anda jumpai Gapuro Ngamal. Disini orang-orang dapat bershodaqoh sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan. Yang mana shodaqoh tersebut juga digunakan untuk pelestarian dan kebersihan kawasan Masjid dan Makam. Menggambarkan Rukun Islam tentang wajib zakat.

Kemudian tak jauh setelah itu Anda akan melewati Gapuro Madep letaknya persis di sebelah barat Masjid Induk. Disebelah kanan terdapat makam Mbah Shanhaji yang menentukan arah kiblat Masjid Agung Sunan Ampel. Menggambarkan sebagai pelaksanaan sholat menghadap kiblat.

Dan setelah itu Anda akan melihat Gapuro Paneksen untuk masuk ke makam. Ini menggambarkan sebagai syahadat "Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah".

Setelah melalui ke lima Gapuro (gerbang) tersebut maka dari dapat diambil kesimpulan bahwa Gapuro tersebut menggambarkan Rukun Islam yang jumlahnya lima. Syahadat (Gapuro Peneksen) bersaksi tiada Tuhan selain Allah.
Sholat (Gapuro Madep) melaksanakan sholat menghadap kiblat.
Zakat (Gapuro Ngamal) menunaikan Zakat/ Shodaqoh bagi yang mampu.
Puasa (Gapuro Poso) suasana puasa sperti di bulan suci Ramadhan.
Haji (Gapuro Munggah) melihat nama dan bahasanya serta suasana di Gapuro Munggah. Munggah Haji (Naik Haji).
Masjid Agung Sunan Ampel ini terletak di jalan KH. Mas Mansyur Surabaya Utara.

c. Masjid Muhammad Cheng Hoo
Pada abad ke-15 di masa Dinasti Ming (1368-1643) orang-orang Tionghoa dari Yunna mulai berdatangan menyebarkan Agama Islam, terutama di Pulau Jawa. Tak dapat disangkal bahwa laksamana Cheng Hoo alias Sam Poo Kong alias Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Si ongan, Semarang. Selain menjadi utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit, ia juga bertujuan menyebarkan Agama Islam.

Berkaitan dengan sejarah tersebut, dibangun masjid dengan arsitektur khas Tiongkok, di areal komplek Gedung Serba Guna PITI (Pembina Imam Tauhid Islam) Jawa timur Jl. Gading No.2 (Belakang TMP Kusuma Bangsa) yang diberi nama “Masjid Muhammad Cheng Hoo”. Luasnya 231 m², berkapasitas 200 orang. Bangunan utama seluas m².

d. Gereja Kristen Indonesia
Diresmikan pada 11 September 1881 oleh de Christeijke Gereformeerde Kerk, awalnya bernama Gereja Gereformeerd Surabaya. Baru pada 11 September 1987 resmi berubah nama menjadi GKI Pregolan Bunder. Gereja yang terletak di jalan Pregolan ini hingga kini masih mempertahankan bentuk asli bangunannya.

e. Gereja Katholik Santa Perawan Maria
Bentuk bangunannya yang artistik dan bergaya ghotik merupakan perpaduan arsitektur yang sangat menarik dan unik dikalangan arsitektur bangunan. Gereja Katholik kelahiran Santa Perawan Maria merupakan gereja yang cukup tua di kota Surabaya.

Sebelum dibangunnya Gereja Katholik kelahiran Santa Perawan Maria ini, sudah dibangun sebuah Gereja Katholik pertama di Surabaya bergaya Eropa yang terletak dipojok jalan Kepanjen dan Kebonrojo. Pada awalnya dua orang pastor pada tanggal 12 Juli 1810, Hendricus Waanders dan Phillipus Wedding datang dari Belanda dengan kapal ke Surabaya. Yang kemudian Pastor Wedding pergi ke Batavia. Dan Pastor Waanders menetap di Surabaya.

Pastor Waanders sering mengaadakan misa untuk umat Katholik di Surabaya. Yang kemudian dari hari ke hari jumlah jema''''''''''''''''''''''''''''''''at Katholik semakin bertambah yang kemudian membuat umat Katholik berencana membangun sebuah gereja katholik.

Dan baru pada tahun 1822, umat Katholik dapat merealisasikan membangun sebuah gereja pertama dipojok Roomsche Kerkstraat/ Komedie weg (Kepanjen/ Kebonrojo). Namun belakangan gereja Katholik pertama ini dipindah ke gedung baru di sebelah utaranya, tepatnya di jalan Kepanjen Kelurahan Krembangan Selatan di wilayah Surabaya Utara. Hal ini dikarenakan gereja yang lama rusak.

f. Pura Jagad Karana
Pura merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu. Bagi umat Hindu yang tinggal di Surabaya ataupun pendatang yang ingin melakukan sembahyang dapat melaksanakan di Pura Jagad Karana ini. Tempatnya yang jauh dari keramaian kota akan semakin menambah kekhidmatan umat Hindu dalam menjalankan ibadah.

Pura Jagad Karana berada di jalan Gresik-Surabaya. Pura Jagad Karana ramai dikunjungi oleh umat Hindu umumnya pada hari sabtu malam, Galungan, Kuningan, Nyepi, Saraswati dan lain sebagainya. Bentuk Pura Jagad Karana ini dikelilingi oleh benteng yang cukup tinggi.

Dan Pura Jagad Karana dibangun diatas tanah lapang dimana tanah sekitarnya telah dipaving sebagai tempat ibadah umat Hindu. Agar nampak asri sepanjang jalan masuk di tanami dengan beberapa tanaman hias. Suasana Pura Jagad Karana akan lebih terasa di Bali pada saat hari-hari raya umat Hindu.


g. Klenteng Boen Bio
Umat peribadatan umat Kong Hu Chu yang terletak di Jalan Kapasan ini dibangun pada 1883 oleh dua orang Tionghoa bernama Go Tik Lie dan Lo Toen Siong di atas lahan seluas 500m2, atas pemberian Mayoe The Boen. Pembangunannya dikerjakan langsung oleh insinyur dari Tiongkok. Pada 1904, luas lahan klenteng ini diperluas menjadi 630m2. Di bagian depannya terdapat empat pilar berukiran naga, lima pintu, dan enam jendela pintu, dimana di bagian tengahnya terdapat tulisan “Ban Sie Soe Piauw”. Sementara, di bagian tengahnya terdapat dua pilar yang juga berhias ukiran naga,

h. Klentheng Sanggar Agung
Terletak di kawasan Pantai Ria Kenjeran, tempat ini berfungsi sebagai rumah ibadah bagi pemeluk Budha, Tao, dan Khong Hu chu. Altar dan patung-patung berukiran khas Cina banyak dijumpai disini. Mulai dari pintu, yang melambangkan avalokitesvara (Bai Yi Guan Yin) dengan Long Nu (Nagin)dan Shan Cai (Sudhana) bersama Si Da Tian Wang (Catummaharajadevata).
Berbagai macam acara kerap diselenggarakan di tempat ini, diantaranya adalah perayaan Festival Bulan Purnama. Tak kurang dari 20 ribu orang biasanya hadir dalm festival tersebut.

i. Klentheng Hong Tiek Hian 
Menurut cerita yang beredar hingga saat ini, mengatakan bahwa Klenteng Hong Tiek Hian dibangun oleh tentara Tartar pada zaman Khu Bilai Khan pada awal pendirian kerajaan Majapahit. Klenteng Hong Tiek Hian juga merupakan klenteng paling tua di Surabaya yang dibangun di wilayah Chinese Kamp (Pecinan).

Tempat ibadah orang-orang Khong Hu Chu ini sangat ramai dikunjungi hampir setiap harinya. Setelah orang-orang Khong Hu Chu selesai melakukan sembahyang, mereka juga dapat menikmati pertunjukan wayang Pho Tee Hi dengan cerita-cerita Mandarin.

Klenteng Hong Tiek Hian atau Klenteng Dukuh , terletak di jalan Dukuh GG.II/ 2 dan jalan Dukuh N0.23/ i.


j. Joko Dolog
Ditengah kota Surabaya, tepatnya di Taman Apsari, yaitu di jalan Joko Dolog, terdapat beberapa peninggalan kuno yang merupakan warisan budaya nenek moyang. Salah satu peninggalan tersebut adalah arca Budha Mahasobya yang lebih dikenal dengan nama JOKO DOLOG. Pada lapiknya terdapat prasasti yang merupakan sajak, memakai huruf Jawa kuno, dan berbahasa Sansekreta. Dalam prasasti tersebut disebutkan tempat yang bernama Wurare, sehingga prasastinya disebut dengan nama prasastiWurare.

Arca Budha Mahasobya ini berasal dari Kandang Gajak. Pada 1817 dipindahkan ke Surabaya oleh Residen de Salis. Daerah kandang Gajak dulu merupakan wilayah Kedoeng Wulan, yaitu daerah dibawah kekuasaan Majapahit. Pada masa penjajahan Belanda termasuk dalam Karesidenan Surabaya, sedangkan masa sekarang termasuk wilayah desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto – Jawa Timur.

Arca Budha Mahasobya, yang terkenal dengan nama Joko Dolog ini, sekarang banyak dikunjungi orang-orang yang mohon berkah. Namun jika melihat lapiknya, disebut prasati Wurare, sangat menarik karena memuat beberapa data sejarah di masa lampau.

Angka prasasti menunjukkan 1211 Saka dan ditulis oleh seorang abdi raja Kertajaya bernama Nada. Prasasti yang berbentuk sajak sebanyak 19 baik ini isi pokoknya dapat dirinci menjadi 5 hal, yaitu :
1.    Pada suatu saat ada seorang pendeta yang benama Arrya Bharad bertugas membagi Jawa menjadi 2 bagian, yang kemudian masing-masing diberi nama Jenggala dan Panjalu. Pembagian kekuasaan ini dilakukan karena ada perebutan kekuasaan diantara putra mahkota.
2.    Pada masa pemerintahan raja Jayacriwisnuwardhana dan permaisurinya, Crijayawarddhani, kedua daerah itu disatukan kembali.
3.    Pentahbisan raja (yang memerintahkan membuat prasasti) sebagai Jina dengan gelar Cri Jnanjaciwabajra. Perwujudan sebagai Jina Mahasobya didirikan di Wurare pada 1211 Saka.
4.    Raja dalam waktu singkat berhasil kembali menyatukan daerah yang telah pecah, sehingga kehidupan menjadi sejahtera.
5.    Penyebutan si pembuat prasasti yang bernama Nada, sebagai abdi raja.

Beberapa data tersebut jka dipadukan dengan data-data sejarah yang lain seperti kitab Negarakretagama, Pararaton, dan prasasti-prasasti yang lain, akan menghasilkan kerangka sejarah yang gambling. Sebelumnya kita tinjau kembali lima tokoh yang disebutkan dalam prasasti Wurare tersebut. Kelima tokoh tersebut adalah Arrya Bharad, Jayacriwisnuwarddhana yang disebut juga dengan nama Crihariwarddhana, Crijayawarddhani, Raja (yang memerintah membuat prasasti), dan Nada (sebagai pelaksana pembuat prasasti).

Siapa sebetulnya raja yang memerintah membuatkan prasati ini ? Jawabnya tidak lain adalah raja Kertanegara, yaitu raja Singosari terakhir. Dalam prasasti disebutkan bahwa ia adalah anak raja Crijayawisnuwarddhana dengan Crijayawarddhani. Nama Crijayawisnuwarddhana sekarang lebih dikenal dengan nama Wisnuwarddhana atau Ranggawuni.Kemudian Arrya Bharad, nama ini dikenal pada masa pemerintahan raja Airlangga. Sedangkan Nama sudah jelas disebutkan bahwa ia adalah abdi raja.

Selanjutnya dari prasasti ini dapat diketahui data-data sejarah yang penting sebagai berikut :
Pada jaman kerajaan Medang, yaitu masa akhir pemerintahan raja Airlangga, tepatnya 963 Saka, terjadi pembagian kerajaan menjadi dua. Hal ini terpakasa dilakukan untuk menghindari perebutan kekuasaan diantara 2 putra mahkota. Pembagian kerajaan dilakukan oleh seorang pendeta yang sangat terkenal kesaktiannya, bernama Arrya Bharad. Caranya membasahi dan membelah bumi dengan air kendi yang berkilat, Kedua kerajaan ini dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas, dan masing-masing disebut kerajaan Jenggala dan Panjalu.

Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas, dengan pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruan. Ibukotanya adalah Kahuripan, yaitu bekas ibukota kerajaan Airlangga. Sedangkan kerajaan Panjalu, yang kemudian dikenal dengan nama Kediri, meliputi daerah Kediri dan Madiun. Ibukotanya Daha, yang mungkin didaerah Kediri sekarang.

Pada jaman kerajaan Singosari, tepatnya pada masa pemerintahan raja Wisnuwarddhana, kerajaan Panjalu dan Jenggala berusaha disatukan kembali dibawah kekuasaan kerajaan Singosari. Usaha yang dilakukan raja Wisnuwarddhana untuk mempersatukan tersebut dengan cara mengawinkan anaknya yang bernama Turukbali dengan Jayakatwang yang meupakan keturunan raja Kediri terakhir yaitu raja Kertajaya. Jayakatwang yang merasa bahwa ia adalah pewaris sah atas tahta Kdiri sehingga ia berusaha merebut kembali kekuasaannya.

Ulahnya yang selalu berusaha merebut kekuasaan itulah yang ingin dicegah raja Wisnuwarddhana dengan jalan mengadakan perkawinan politik tersebut. Usaha itu kemudian dilanjutkan oleh keturunannya yang bernama raja Kertanegara yang mengawinkan anaknya dengan anak Jayakatwang yang bernama Arddhara.
Kenyataan tetap membuktikan bahwa usaha yang baik tidak selalu lancar.

Jayakatwang tetap berusaha merebut kekuasaan. Kertanegara dianggap sebagai orang yang tidak berhak atas tahta kerajaan. Cara yang ditempuh Kertanegara untuk menunjukkan bahwa ia adalah putra mahkota yang sah yaitu dengan menyebutkan Crijayawisnuwarddhana dan Crijayawarddhani sebagai orang tuanya dalam prasasti Wurare itu. Disamping itu, disebutkan bahwa Kertanegara adalah raja yang pandai dalam dharma dan sastra, serta sebagai pendeta dari keempat pulau. Ia dikukuhkan sebagai Jina Mahasobya dengan gelar Crijnanaciwabajra.

Maksud pengukuhannya sebagai Jina adalah untuk menunjukkan kekuasaan dan kebesaran dirinya. Mahasobya adalah dewa Aksobhya tertinggi. Sebutan Kertanegara sebagai Mahasobhya berarti ia mempunyai sifat yang ada dalam diri Dewa Aksobhya dan emanasinya, yaitu mempunyai sifat damai, berkuasa, dan kekuasaannya yang tiada tandingannya. Sedangan gelarnya sebagai Cri Jnannaciwabajra dapat berarti bahwa ia adalah orang yang mempunyai pengalaman atau berpengalaman seperti Dewa Siwa, serta dapat memusnahkan kejahatan untuk kesejahteraan semua umat manusia.

Selain itu, gelar-gelar Kertnegara tersebut juga mempunyai latar belakang politik. Raja Kertanegara ingin menyaingi raja Kubilai Khan yang dikukuhkan sebagai Jina Mahamitabha. Persaingan ini timbul karena raja Kubilai Khan ingin berkuasa diseluruh Asia Tengara. Tetapi raja Kertanegara tidak mau tunduk begitu saja. Pada 1211 Saka, utusan dari raja Kubilai Khan bernama Meng-Ch’I, yang meminta pengakuan kekuasaan Kubilai Khan, ditolak dan disuruh pulang ke Mongol oleh raja Kertanegara.

Semua itu dilakukan bertepatan dengan dibuatnya prasasti Wurare yang menyatakan kekuasaan dan kebesaran raja Kertanegara sebagai Jina Mahasobhya. Mahasobhya adalah Jina yang menguasai mata angin sebelah timur, sedangkan Mahamitabha menguasai mata angin sebelah barat. Dengan demikian Kubilai Khan menguasai wilayah bagian barat sedangkan Kertanegara menguasai wilayah bagian timur.

Dari semua keterangan tersebut dapat diketahui bahwa arca Joko Dolog merupakan perwujudan raja Kertanegara sendiri. Sedangkan prasasti yang dipahatkan mengelilingi lapiknya mengandung nilai sejarah politik yang penting. Terutama sebagai bukti bahwa bangsa kita sejak jaman dahulupun tidak mau begitu saja menyerah kepada penjajah asing. Juga berusaha menggalang persatuan untuk menegakkan kekuatan.

k. Makam Ki Ageng Bungkul 
Terletak di Taman Bungkul jalan Progo dalam wilayah Surabaya Pusat. Ki Ageng Bungkul adalah seorang nayaka (keramat) kerajaan Majapahit yang kemudian menjadi mertua Sunan Giri. Beliau sering berkonsultasi dengan Sunan Ampel mengenai masalah agama Islam sehingga kemudian masuk Agama Islam. Ki Ageng Bungkul aslinya bernama Ki Supa, seorang ahli pembuat keris dari Tuban. Kemudian beliau menetap di Bungkul sampai wafatnya. Banyak orang yang berziarah ke makam Sunan Giri, singgah ke makam Ki Ageng Bungkul.

l. Makam Mbah Ratu
Makam Mbah Ratu yang berlokasi di jalan Demak (Surabaya Utara), dipercaya orang sebagai makam buritan perahu dari Laksana Zeng Ho dari negeri Cina. Dia mengadakan muhibah pada tahun 1414 dn perahunya hancur dipelabuhan Holandper (Tanjung Perak). Makam ini sebenarnya pindahan dari makam perahu sebelumnya yang ada di Prapat Kuning.

m. Makam Dr.Soetomo
Almarhum Dr. Soetomo dilahirkan di desa Ngepeh-Nganjuk pada tanggal 30 Juli 1888. Setelah tamat di sekolah Europesche Lagere School, beliau melanjutkan studinya di Stovia Jakarta dan lulus sebagai dokter pada tahun 1911. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Amsterdam, lulus sebagai dokter ahli dan menjadi pembantu Profesor Unna di Hamburg Jerman dan pembantu Profesor  de Plant di wina Austria. Tahun 1933 kembali ke tanah air, ditempatkan sebagai guru disekolah dokter Nias dan membuka praktek sebagai dokter di Jalan Simpang Dukuh 12 Surabaya.

Selaku perintis kemerdekaan baliau mendirikan perkumpulan Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan pada tanggal 4 Juli 1924 mendirikan Indonesische Studie Club. Pada tanggal 1 januari 1932 untuk menyongsong keluarnya Ir. Soekarno dari penjara Sukamiskin, maka di Surabaya diadakan Kongres Indonesia Raya ke-1 di Gedung Nasioanl Indoensia. Beliau wafat sebagai pahlawan pada tanggal 30 Mei 1938 dan dimakamkan di halaman Gedung Nasional Indonesia jalan Bubutan.

n. Makam W.R Supratman 

Makam Wage Rudolf Supratman di jalan Kenjeran-Surabaya Timur, beliau dilahirkan 9 Maret 1903. Semasa hidupnya beliau menciptakan lagu-lagu guna menggugah bangsa Indoensia untuk segera memperoleh cita-citanya yaitu Indonesia Merdeka. W.R Supratman adalah pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Disamping itu, beliau juga pencipta lagu terkenal lainnya seperti: Ibu Kita Kartini, Di timur Matahari, Bangunlah Wahai Kawan dan Matahari Terbit. Atas jasanya kepada negara beliau dianugerahi bintang Maha Putra Anumerta.

o. Makam Pangeran Yudo Kardono
Makam Pangeran Yudo Kardono makam ini terletak di kampung Kedondong – Surabaya Pusata yang konon merupakan makam dari salah seorang Panglima Perang Kerajaan Mataram, wafat pada saat ditugaskan oleh Sultan Agung dari Mataram untuk menundukkan Surabaya. Makam ini banyak dikunjungi oleh Peziarah yang kebanyakan berasal dari Jawa Tengah.